Smart Water Management System (SWMS)

smart-water-management-system-swms

Kamis, 8 September 2022, telah dilakukan Pertemuan Balai Air Tanah (BAT), Direktorat Air Tanah dan Air Baku (ATAB), dan Pemerintah Belanda yang diwakili oleh Perwakilan pemerintah Belanda dan Deltares. Diskusi tersebut membahas terkait kerjasama Smart Water Management System (SWMS) Integrasi antara air permukaan dan air tanah) yang akan dilaksanakan tahun 2023 – 2024. Pertemuan awal ini sebagai bentuk inisiasi pembahasan TOR kerjasama yang akan disusun.

Dalam pertemuan tersebut, BAT sangat mendukung upaya kerjasama yang dilakukan terkait Smart Water Management System (SWMS) sejalan dengan tugas dan fungsi BAT dalam pengembangan Sistem Informasi Air Tanah dan Air Baku (SIATAB). Salah satu fokus dalam pembahasan adalah lokasi studi yang akan dimasukkan ke dalam TOR yaitu wilayah Pantura mencangkup Kota Pekalongan dan Kota Semarang, serta Pantura dan sekitarnya.

BAT goes to International

Water Toren Kuno Di Rangkasbitung

water toren kuno di rangkasbitung

KULIAH AIR TANAH – AIR TANAH JAMAN BELANDA #3

“WATER TOREN KUNO DI RANGKASBITUNG”

Berdasarkan arsip serta arsip sejarah, water toren ini merupakan salah satu bangunan sejarah pada masa kolonial Belanda yang mempunyai peranan penting dalam mendukung produksi komoditas minyak kelapa di Pabrik pengolahan minyak kelapa di Rangkasbitung milik pemerintah Hindia Belanda pada rentang waktu 1926-1931.

Setidaknya ada empat menara air dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menyalurkan sumber air ke Pabrik pengolahan koprah kelapa yang berada di Jalan Rt. Hardiwinangun, Muara Ciujung, Kecamatan Rangkasbitung Lebak, yang kini telah direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Lebak, yakni Rangkasbitung Indah Plaza (Rabinza). Selain itu, dari ketiga menara air ini, ada kemiripan bentuk bangunan serta bahan yang digunakan dan untuk menara air di Rangkasbitung. Pintu masuk bangunan water toren tertulis tahun pembuatan yakni pada tahun 1931.

Dalam pada arsip sejarah itu, yang berjudul Industry Olie Plantaagride Nederlands-Indie Door, karya B. Streetland yang dibuat pada 1918 juga diketahui bahwa pembuatan pabrik minyak dibangun pada 1926. Dipilih lokasi Rangkasbitung untuk membangun pabrik pengolahan minyak kelapa itu, lebih disebabkan karena dekatnya akses transportasi kereta api yang sudah dibangun pada masa 1905.

Sumber: Dadan Sujana Dosen Sejarah di Sekolah Tinggi Perguruan Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budi Rangkas.

Inilah satu cerita air tanah jaman Belanda yang ditampung dengan WATERTOREN, yang model seperti ini sering kita jumpai dalam pemanfaatan sumur air tanah atau juga mata air

IKUTIN KULIAH AIR TANAH JAMAN BELANDA SELANJUTNYA…SEJARAH NIH PENTING DAN SERU LOH SOBAT

Sumur Tua Berumur 260 Tahun Di Kota Semarang

Sumur Tua Berumur 260 Tahun Di Kota Semarang

KULIAH AIR TANAH – AIR TANAH JAMAN BELANDA #3

SUMUR TUA BERUMUR 260 TAHUN DI KOTA SEMARANG”

Kawasan Kota Lama Semarang tak hanya menyimpan cerita epiknya dengan gedung-gedung tua bersejarah. Sebuah sumur tua yang dibuat Belanda juga menjadi saksi sejarah bermanfaatnya air tanah bagi warga Kota Semarang.

Sumur tua itu terletak di sebelah timur Taman Srigunting. Keberadaanya ditandai cor semen yang berbatas dengan pagar, tipikal sekali ya. ‘Kehadirannya’ sangat vital tatkala musim kemarau tiba.Meski terlihat kecil, berukuran sekitar satu meter pada mulut sumur, namun sumur itu tidak pernah surut airnya sedikit pun. Meski memasuki puncak musim kemarau seperti saat sekarang ini.

Padahal, setiap hari warga umum selalu mengambil air dari sumur tersebut. Baik untuk kebutuhan memasak, mandi, sampai dijual keliling. Bahkan tak jarang pula, truk-truk Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang juga mengambil air dari sumur tua itu.

Legenda sumur tua itu memiliki riwayat perjalanan yang bersejarah.Terutama korelasinya dengan penanggulangan penyakit yang mewabah di Semarang pada saat Belanda membangun Europees Dorp (perkampungan Eropa) di Kota Lama Semarang.

Inilah bukti bahwa air tanah dalam sumur (tua) ini, menjadi urat nadi kehidupan warga sekitar dalam memanfaatkannya. Ayo semua menjaga air tanah kita, agar berlanjut sampai anak cucu kita, seperti sumur ini yang berumur 260 tahun an loh sobat

Sumur Tua Balandayya, Bantaeng

Sumur Tua Balandayya, Bantaeng

KULIAH AIR TANAH- AIR TANAH JAMAN BELANDA #2

“SUMUR TUA BALANDAYYA, BANTAENG”

Sumur itu usianya sangat tua karena sudah ada ketika zaman penjajahan Belanda, tapi tahun berapa sumur itu dibuat belum ada yang tahu persis. Catatan sejarah menyebut pemerintahan Belanda mulai ada di Bantaeng pada awal abad 18, sekitar tahun 1737.

Menuju Sumur ini, di daerah Balandayya cukup mudah, yaitu di Jalan Hambali, tepatnya di gerbang Kampung KB, dengan jalan kaki sekitar 100 meter dari jalan raya, dan sumur ini berada di sisi kanan jalan kampung, yang diapit perumahan warga dan ditembok sebanyak dua lapis.

Sumur itu dilindungi dua lapis tembok setinggi kurang lebih 1,5 meter, dan tembok bercat putih kusam, dan seperti pada umumnya sumur, berbentuk lingkaran. Hanya saja, ada semacam beton yang membelah bibir sumur, layaknya benteng pelindung ya sobat.

Sumur ini berkedalaman empat hingga lima meter dan airnya sangat jernih. Sumur Balandayya ini menjadi solusi takala air PDAM tidak mengalir, sehingga warga bersyukur atas keberadaan sumur itu sehingga tak pernah kesulitan mendapat air bersih.

Jadi, tipikal desain sebuah bangunan sumur air tanah, berikut dinding beton lingkaran sudah sejak jaman dulu, dan fungsi air tanah sebagai ‘quick yield’ solusi air bersih juga sudah dari dulu. Hebatnya juga sumur tua ini yang sudah berumur sekitar 260 tahun, air nya pun masih bersih loh sobat.

Balai Air Tanah selalu siap dan sigap membangun negeri nih sobat BAT