Survei Geolistrik 2D serta Kajian Rembesan di Bendungan Bendo, Kab. Ponorogo, Jawa Timur

Gambar Survei Geolistrik 2D serta Kajian Rembesan di Bendungan Bendo, Kab. Ponorogo, Jawa Timur

Balai Air Tanah berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo telah melaksanakan pengukuran Geolistrik 2D serta Kajian Rembesan di Bendungan Bendo Provinsi Jawa Timur. Kajian tersebut dilaksanakan oleh Balai Air Tanah untuk mengidentifikasi rembesan yang terjadi pada bendungan. Tim Balai Air Tanah melaksanakan Pengukuran Geolistrik 2D dengan total 6 lintasan di wilayah Bendungan Bendo.

Bendungan Bendo terletak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Bendungan ini dibangun dengan membendung Sungai Keyang di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo. Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 September 2021. Bendungan Bendo memiliki kapasitas tampung 43 juta meter kubik dan luas genangan 170 hektar. Fungsi utama Bendungan Bendo adalah untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Selain itu juga berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Bendungan Bendo difungsikan sebagai pusat pengairan untuk mengairi daerah irigasi (DI) seluas 7800 hektar di Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun. Selain itu, bendungan ini juga bermanfaat sebagai pengendali banjir 290 meter kubik/detik, penyedia air baku sebesar 370 liter/detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 mW.

Monitoring dan Evaluasi Lumbung Air Sukodono

Monitoring dan Evaluasi Lumbung Air Sukodono

Kasubdit Perencanaan, Kasubdit ATAB Wilayah II, dan Satker ATAB BBWS Bengawan Solo bersama Kepala Balai Air Tanah melakukan kunjungan ke Lumbung Air Sukodono untuk melakukan monitoring dan evaluasi terkait kondisi terkini pembangunan dan permasalahan yang terjadi di Lumbung Air Sukodono.

Diharapkan dalam kunjungan ini mendapatkan solusi yang tepat dan cepat agar pembangunan Lumbung Air Sukodono segera terselesaikan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.