Tahapan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah : Studi Penjajakan

Gambar Tahapan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah : Studi Penjajakan

Kuliah Air Tanah #28

“Tahapan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah : Studi Penjajakan”

Studi penjajakan sering disebut sebagai reconnaissance study, dilaksanakan setelah ada identifikasi untuk pengembangan air tanah untuk irigasi.

Kegiatan tahap ini lebih ditekankan untuk melakukan tinjauan fisik, baik ke lapangan atau pengumpulan data lebih intensif dan lebih tajam dari tahap sebelumnya diikuti dengan analisa yang dapat dilakukan dengan data yang diperoleh.

Hasil analisis berupa prediksi, misalnya :

a) Untuk data kependudukan dipertajam dengan inventori seberapa banyak masyarakat yang menghendaki adanya program tersebut, Kecenderungan mobilitas masyarakat dalam menghadapi perkembangan lingkungan.

Sebagai contohnya masyarakat di pinggiran kota yang sedang berkembang pesat pembangunan infrastrukturnya, tentu akan berkurang konsentrasinya dalam menyelenggarakan pengelolaan air tanah untuk irigasi, meskipun potensinya memungkinkan tetapi karena dikorelasikan dengan penghasilan, maka masyarakat lebih menyukai untuk bekerja sebagai tukang batu di kota, atau pekerjaan lain yang lebih menjanjikan, akhirnya beberapa sumur yang dibuat mungkin akan terbengkalai pengoperasianya.

b) Data potensi irigasi, dapat dikembangkan dengan mengacu program program lain, misalnya dapat dipertajam dengan melihat arah perkembangan tata ruang wilayah yang bersangkutan, apakah irigasi air tanah akan digunakan di tempat tersebut secara menerus, atau untuk sementara menunggu irigasi permukaan yang sedang dibangun, tetapi membutuhkan jangka waktu yang lama dalam penyelesainya. Atau adanya tinjauan bahwa air tanah nantinya akan diprioritaskan untuk memenuhi air minum ketika terjadi ledakan jumlah pertumbuhan atau mobilitas penduduk setempat.

c) Data pertanian dipertajam dengan tinjauan apakah minat dan keinginan pola tanam masyarakat atau petani dapat diterapkan di wilayah tersebut. Pertimbangan dari pertambahan areal irigasi dengan penyediaan sarana produksi tanaman, pupuk, benih dan sebagainya. Kemungkinan adanya intensifikasi.

d) Data sumber air. Identifikasi yang dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan pengamatan lapangan. Pengumpulan data topografi, geologi, klimatologi hidrologi, geohidrologi dipertajam dengan pengumpulan dan analisa yang terintegrasi dan terkorelasi satu dengan lainya. Variasi luas daerah kekeringan atau kurang air sudah nampak dari pengamatan lapangan.

Studi penjajakan pada akhirnya sudah harus mengkaji hasil identifikasi dan sudah menampilkan fakta lapangan dari hasil studi identifikasi.

Ikutin terus Kuliah Air Tanah seri JIAT ini terus ya….

Sumber Konten : MDL Dasar-dasar Pengembangan Air Tanah

Sumber Gambar : www.google.com/search/

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Terima kasih sudah mengunjungi Website Balai Air Tanah, apabila ada saran, masukan, atau laporan segera disampaikan kepada kami. Balai Air Tanah senantiasa melaksanakan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dan sudah menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001 : 2016