Metode Mengukur Debit Pompa Sumur Air Tanah

Metode Mengukur Debit Pompa Sumur Air Tanah

Kuliah Air Tanah #45

“METODE MENGUKUR DEBIT POMPA SUMUR AIR TANAH”

#SoBAT jumpa lagi dengan Kuliah Air Tanah. Kali ini kita bahas tentang “‘metode mengukur debit pompa sumur air tanah”.

Kontrol laju pemompaan selama pengujian memerlukan perangkat yang akurat untuk mengukur debit pompa dan cara yang mudah untuk menyesuaikan laju agar tetap konstan.

Beberapa metode pengukuran laju pemompaan:

1) Metode sederhana untuk menentukan laju pemompaan adalah mengamati waktu yang diperlukan untuk mengisi wadah yang volumenya diketahui. Paling praktis untuk mengukur laju pemompaan yang relatif kecil.

2) Meteran air dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dipompa dalam waktu tertentu. Kerugiannya adalah penundaan yang tidak dapat dihindari dalam mendapatkan nilai awal pada awal pengujian ketika laju pemompaan sedang disesuaikan ke tingkat yang diinginkan.

3) Circular Orifice Weir adalah perangkat yang paling umum digunakan untuk mengukur laju debit dari turbin atau pompa sentrifugal.

Sumber;

Buku: Groundwater and Wells (1972)

Fungsi Akuifer

Fungsi Akuifer

Kuliah Air Tanah #42
“FUNGSI AKUIFER”

SoBAT jumpa lagi dengan Kuliah Air Tanah. Kali ini kita bahas tentang “FUNGSI AKUIFER”.

Akuifer memiliki dua fungsi penting yaitu fungsi penyimpanan dan fungsi jaringan pembawa air. Air tanah terus bergerak dalam cakupan yang luas dari daerah imbuhan ke daerah pelepasan.

Bukaan dalam formasi geologi bawah permukaan terdiri dari tiga jenis:

  1. Bukaan antara partikel individu, seperti pada formasi pasir dan kerikil
  2. Celah, sambungan, atau rekahan pada batuan keras yang terbentuk dari pecahnya batuan
  3. Pelarutan batu kapur pada saluran dan gua, dan bukaan yang dihasilkan dari penyusutan dan dari evolusi gas dalam lava

Sumber;
Buku: Groundwater and Wells (1972)

Artesis

Gambar Artesis

Kuliah Air Tanah #41
“ARTESIS”

SoBAT jumpa lagi dengan Kuliah Air Tanah. Kali ini kita bahas tentang “artesis”.

Akuifer dengan kondisi “artesis” adalah sebuah akuifer terbatas yang berisi air tanah mengalir ke atas melalui sebuah sumur dan tanpa perlu di pompa. Air dapat mencapai permukaan tanah apabila tekanan alaminya cukup, yang disebut piezometric level.

Tekanan hidrostatik di dalam akuifer artesis tersebut cukup besar, sehingga dapat menaikan air melalui sumur artesis. Untuk mengukur tekanan hidrostatik tersebut dapat diukur untuk dikaji lebih lanjut.

Sumber;
Buku: Groundwater and Wells (1972)

Permeabilitas Dan Porositas Pada Akuifer

Permeabilitas Dan Porositas Pada Akuife

Hallo #soBAT

Kuliah Air Tanah #38 edisi kali ini membahas :

“PERMEABILITAS DAN POROSITAS PADA AKUIFER”

Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air tanah. Jumlah air tanah yang dapat disimpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah sangat bergantung pada permeabilitas.

Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan air. Air tanah mengalir melewati rongga-rongga yang kecil, semakin kecil rongganya semakin lambat alirannya. Jika rongganya sangat kecil, akan mengakibatkan molekul air akan tetap tinggal. Kejadian semacam ini terjadi pada lempung. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas.

Banyak peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. Permeabilitas sangat penting untuk menentukan besarnya cadangan fluida yang dapat diproduksikan.

Porositas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah. Porositas adalah jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan atau sedimen.

Porositas dapat dibagi menjadi dua yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada sewaktu bahan tersebut terbentuk sedangkan porositas sekunder dihasilkan oleh retakan-retakan dan alur yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan butiran lainnya.

Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori adalah laminer. Kapasitas penyimpanan atau cadangan air suatu bahan ditunjukkan dengan porositas yang merupakan nisbah volume rongga.

Nantikan Kuliah Air Tanah edisi berikutnya yaa #soBAT

Salam Sehat 💪

Jenis-Jenis Pompa Air Tanah Untuk Irigasi

Jenis-Jenis Pompa Air Tanah Untuk Irigasi

Kuliah Air Tanah #35

JENIS-JENIS POMPA AIR TANAH UNTUK IRIGASI

Mari kita mengenal berbagai macam jenis pompa untuk irigasi dari sumber air tanah

a) Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump): Pompa Sentrifugal adalah pompa yang mempunyai elemen utama yakni berupa motor penggerak dengan sudut impeller yang berputar dengan kecepatan tinggi.

b) Pompa Selam (Submersible Pump): Pompa Selam disebut Electric Submersible Pump (ESP) yang dioperasikan di dalam air. Jenis pompa ini seperti pompa sentrifugal bertingkat yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis).

c) Pompa Turbin (Vertical Turbine Pump): Prinsip kerja Pompa Turbin sama dengan pompa submersible hanya yang membedakan motor penggeraknya terletak diatas sumur memutar impeller pompa melalui poros (shaft) di dalam pipa kolom (column pipe).

d) Pompa Hybrid: Pada saat ini telah dikembangkan produk pompa air hybrid, yaitu jenis pompa submersible dengan kapasitas debit pemompaan yang kecil sekitar 1 ~ 5 liter/detik dengan total head yang cukup tinggi (bisa mencapai 70 meter) dan mampu beroperasi pada berbagai putaran per menit (multi speed).

Apa Itu Mata Air?

Gambar Apa Itu Mata Air

Kuliah Air Tanah #34
APA ITU MATA AIR?

Halo Sobat BAT….

Mata air adalah sebuah keadaan alami di mana air tanah mengalir keluar dari akuifer menuju permukaan tanah yang menjadi sumber air bersih yang berguna untuk keperluan kehidupan manusia.

Mata air merupakan bagian dari hidrosfer dan juga bagian dari air tanah. Suatu titik atau kadang suatu areal kecil tempat air tanah muncul dari suatu akuifer (atau peluahan air dari akuifer) ke permukaan tanah juga dikatakan sebuah mata air.

Beberapa permukaan luahan alami yang cukup luas yang mengalirkan ke anak sungai kecil juga bisa disebut mata air yang merupakan daerah luahan samudera, danau, dan sungai. Lihat Lebih Sedikit

Cekungan Air Tanah (CAT)

Gambar Cekungan Air Tanah (CAT)

KULIAH AIR TANAH #33
“CEKUNGAN AIR TANAH (CAT)”

Ketersediaan air tanah di dalam suatu Cekungan Air Tanah (CAT) yang dapat dimanfaatkan harus terukur dan dibatasi untuk menghindari terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas air tanah akibat dampak pemompaan yang berlebih.

Oleh sebab itu, pemanfaatan atau pendayagunaan air tanah pada suatu CAT memerlukan perhitungan yang mendasar yaitu: jangan sampai menggunakan air tanah melebihi besarnya kemampuan imbuhan dalam CAT itu sendiri.

Hal ini untuk menghindari dampak yang merugikan baik secara ekonomis maupun lingkungan di masa kini dan masa mendatang.

Perencanaan Air Tanah: Tipologi Akuifer

Gambar Perencanaan Air Tanah: Tipologi Akuifer

Kuliah Air Tanah #29

“PERENCANAAN AIR TANAH: TIPOLOGI AKUIFER”

Tahapan awal perencanaan air tanah adalah untuk menganalisa dan mengetahui serta memperkirakan besar potensi cadangan air tanah dengan terlebih dahulu dilakukan studi kondisi geologi dan hidrogeologi. Setelah mendapatkan data kondisi geologi dan hidrogeologi yang cukup maka akan dapat dilanjutkan dengan tahapan: Pemboran Sumur Explorasi.

Inti dari pengetahuan kondisi geologi dan hidrogeologi dalam pengembangan air tanah adalah mengetahui tipologi akuifernya, apakah tipologi vulkanik muda, dataran pantai, daerah karst atau batu gamping, daerah vulkanik tua, atau batuan sedimen/metamorf.

Tahapan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah : Studi Identifikasi

Gambar Tahapan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah : Studi Identifikasi

Kuliah Air Tanah #27

“Tahapan Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah : Studi Identifikasi”

Mari kita lanjutkan kuliah JIAT ya Sobat BAT 😍😍😍

Kegiatan dalam studi identifikasi berupa pengumpulan data, segi non teknis, maupun segi teknisnya. Maksud dan tujuan dari diselenggarakannya kegiatan pengembangan harus diidentifikasi secara jelas dan mantap. Diharapkan maksud dan tujuan tidak akan berubah atau menyimpang semasa dalam kegiatan pengembangan selanjutnya.

Sumber data dalam identifikasi ini, proporsinya banyak diambil dari data data sekunder bila program pengembangan bukan merupakan suatu lanjutan dari program serupa yang telah selesai dikerjakan.

Data yang diperlukan dalam program pengembangan air tanah untuk irigasi antara lain adalah :

a) Data Kependudukan,

b) Data potensi irigasi,

c) Data Pertanian meliputi pola tanam eksisting dan yang diharapkan dapat dikembangkan,

d) Data potensi sumber air irigasi permukaan secara umum,

Dalam pengembangan air tanah, data ini nantinya harus dipakai sebagai bahan pertimbangan.

Data tersebut dapat diperoleh dari :

a) Pustaka, berupa hasil hasil laporan penelitian terdahulu yang terkait, dapat berasal dari literature.

b) Data dari instansi, baik instansi yang khusus mengumpulkan data misalnya Badan Meteorologi, maupun instansi lain terkait misalnya Dinas yang membidangi pengairan atau pertanian dan sebagainya

c) Masyarakat dapat digunakan sebagai sumber data, adanya pelaporan maupun permintaan dan keinginan. Data dari masyarakat dapat diambil melalui forum masyarakat atau organisasi masyarakat bahkan dapat dilakukan dengan kuesioner yang sengaja diselenggarakan untuk itu.

Data tersebut dikumpulkan dan diintegrasikan sehingga mendapatkan suatu “potret kondisi” wilayah yang diprogramkan untuk penyelenggaraan irigasi air tanah.

Sumber Konten : MDL Dasar-dasar Pengembangan Air Tanah

Sumber Gambar : www.google.com/search/

Sistem Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

Gambar SIstem Jaringan Irigasi Air Tanah

KULIAH AIR TANAH #24

SISTEM JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (JIAT)

Selamat siang sobat BAT

Sistem jaringan irigasi air tanah (JIAT) yang dimaksudkan disini adalah suatu sistem jaringan irigasi yang airnya bersumber dari air tanah.

Pengambilan air tanah banyak dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dapat dilakukan dengan membuat sumur bor dan menyadap air tanah dari akuifer yang ditemui. Pengambilan air tanah dari sumur bor dilakukan dengan dipompa ke permukaan dengan menggunakan pompa yang digerakkan oleh sumber tenaga.

Jika air tanah bersifat tertekan dan air dapat dengan sendirinya dari sumur atau bersifat artesis, maka tergantung potensi dan tekanan air atesisnya, sehingga dapat digunakan pompa sebagai pembantu pendistribusian atau jika tekanan artesis cukup, tidak perlu menggunakan pompa dan mein.

Setelah dipompa, air kemudian didistribusikan ke petak-petak sawah melalui saluran pembawa atau jaringan irigasi.

Kemudian saluran pembawa dapat terbuka atau melalui saluran pipa dengan berbagai ukuran tergantung debit yang disalurkan, bahkan untuk irigasi tetes, pipa dapat berukuran kecil dan dibawa sampai ke tiap-tiap tanaman, untuk irigasi sprinkler, saluran berupa pipa menuju alat penyembur untuk kemudian disemburkan di atas tanaman.

Itu konsep JIAT seru kan…

Sumber Konten : MDL Dasar-dasar Pengembangan Air Tanah

Sumber Gambar : www.google.com/search/